Senin, 26 November 2012

rezeki yang indah

setelah menjalani pengharapan jadi mahasiswa FTI ITB, akhirnya bertemu juga rezeki ku ialah Teknik Industri FT-UB dan saya menjalaninya dengan semangat timbul tenggelam.
namun dengan motivasi dari Orang Tuaku. akhirnya aku dapat menjalaninya dengan sabar dan dengan motivasi untuk ibadah.selang didalamnya aku mendapat beberapa teman yang mereka pulalah yang menjadi kayu bakar semangatku di sana..

selang berganti hari, hari berganti bulan. banyak batu rintangan dalam jalan ini..yang ada dari kuliah itu sendiri dan dari senior yang mendidik kami dengan cara mereka yang masih belum kami rasakan nikmatnya..





oh iya, untuk saudara saya yang telah berjasa hingga saya seperti ini. saya ucapkan terima kasih yang sangat besar atas doa dan yang telah kalian lakukan selama saya masih di pon-pes..sungguh pendidikan dan pembelajaran yang berharga bagiku bisa bertemu dengan kalian, kita akan bertemu lagi dengan almamater kita dan juga nanti kita insya Allah dapat bertemu di tepat yang lebih indah..

Minggu, 18 Maret 2012

Subhanallah... Kungfu Ternyata Bagian Budaya Muslim China(source:republika)

Ilmu beladiri asli Cina, Kungfu, ternyata telah menjadi bagian dari budaya Muslim negeri tirai bambu itu. Kaum Muslim Cina diketahui terlibat dalam perkembangan dan penyebaran beladiri kung fu.
Komunitas Muslim di Cina turut andil dalam membentuk gerakan dasar kungfu. Sebut saja jurus Tan Tui yang diakui sebagai gerakan khas kungfu Muslim. Gerakan ini awalnya terdiri atas 28 tahap, mengikuti jumlah huruf hijaiyah. Namun, seiring perkembangan jumlah gerakan dasar dilebur menjadi 10.
Jurus ini diciptakan Cha Shangmir, atau biasa disapa Chamir, sehingga sebagian masyarakat menyebut gerakan ini sebagai Cha Chuan yang juga menjadi dasar gerakan wushu kontemporer.
Mayoritas gerakan terdiri atas tinju dan menendang. Gerakan disusun berdasarkan titik pengobatan yang sering digunakan di China. Latihan gerakan secara teratur akan mendatangkan efek baik bagi tubuh. Latihan ini juga bisa membentuk tubuh menjadi lebih lentur dan kuat.
Walaupun dipandang memiliki gerakan kaku, namun Tan Tui berhasil membuktikan kualitasnya. Pada zaman Dinasti Ming sejumlah master kung fu merupakan ahli Tan Tui. Sampai sekarang tan tui masih sering dipraktikkan.
Gerakan kungfu yang diciptakan kaum Muslim Cina ternyata menjadi dasar ilmu kungfu kontemporer.
Pemeritah pada awal pendirian Republik Rakyat Cina, menggunakan gerakan ini untuk melatih bela diri. Alasannya, Muslim adalah kelompok minoritas di Cna. Keberadaannya terisolasi, sehingga memiliki pergerakan yang lebih sedikit dibanding etnis lainnya. Hal ini berimbas pada jurus tinju muslim yang dianggap lebih murni dibanding gaya lain. Tan tui atau Cha chuan kemudian diadopsi menjadi banyak jurus tinju lain.
Beberapa ahli kung fu pada zaman dinasti Ming, memiliki akar gaya tan tui. Kemungkinan, hal ini dikarenakan mereka memiliki akar budaya muslim. Tan tui ini juga menjadi dasar gerakan wushu kontemporer.
Pada zaman dinasti Ming, tan tui dipraktekkan oleh para jiao men. Jiao men adalah seksi khusus beladiri suku Hui. Suku ini mayoritas Muslim, dan menjadi minoritas di negeri tirai bambu tersebut. (Angelfire/Republika).*

Jumat, 20 Januari 2012

about 'Hafalan Surat Delisa' source: http://www.21cineplex.com

SYNOPSIS

 
Delisa (Chantiq Schagerl) gadis kecil kebanyakan yang periang, tinggal di Lhok Nga desa kecil di pantai Aceh, mempunyai hidup yang indah. Sebagai anak bungsu dari keluarga Abi Usman (Reza Rahadian), Ayahnya bertugas di sebuah kapal tanker perusahaan minyak Internasional. Delisa sangat dekat dengan ibunya yang dia panggil Ummi (Nirina Zubir), serta ketiga kakaknya yaitu Fatimah (Ghina Salsabila), dan si kembar Aisyah (Reska Tania Apriadi) dan Zahra (Riska Tania Apriadi)

26 Desember 2004, Delisa bersama Ummi sedang bersiap menuju ujian praktek shalat ketika tiba-tiba terjadi gempa. Gempa yang cukup membuat ibu dan kakak-kakak Delisa ketakutan. Tiba-tiba tsunami menghantam, menggulung desa kecil mereka, menggulung sekolah mereka, dan menggulung tubuh kecil Delisa serta ratusan ribu lainnya di Aceh serta berbagai pelosok pantai di Asia Tenggara

Delisa berhasil diselamatkan Prajurit Smith, setelah berhari-hari pingsan di cadas bukit. Sayangnya luka parah membuat kaki kanan Delisa harus diamputasi. Penderitaan Delisa menarik iba banyak orang. Prajurit Smith sempat ingin mengadopsi Delisa bila dia sebatang kara, tapi Abi Usman berhasil menemukan Delisa. Delisa bahagia berkumpul lagi dengan ayahnya, walaupun sedih mendengar kabar ketiga kakaknya telah pergi ke surga, dan Ummi belum ketahuan ada di mana

Delisa bangkit, di tengah rasa sedih akibat kehilangan, di tengah rasa putus asa yang mendera Abi Usman dan juga orang-orang Aceh lainnya, Delisa telah menjadi malaikat kecil yang membagikan tawa di setiap kehadirannya. Walaupun terasa berat, Delisa telah mengajarkan bagaimana kesedihan bisa menjadi kekuatan untuk tetap bertahan. Walau air mata rasanya tak ingin berhenti mengalir, tapi Delisa mencoba memahami apa itu ikhlas, mengerjakan sesuatu tanpa mengharap balasan

"Delisa cinta Ummi karena Allah"

Mulai tayang 22 Desember 2011

Jumat, 06 Januari 2012

Sistem Keadilan Indonesia mulai(dari dulu) kacau

Baru-baru ini tersebar bahawa seorang siswa inisial AAL tertangkap karena soal 'sandal jepit' yang di 'pungut'...

Kabarnya sang pelapor 'POLRI' bilang sendalnya di colong...ternyata tuh sendal cuma di pungaut dan gak ada yang punya...

Bisa jadi tuh 'POLRI' emang punya dendam sama AAL...dan bisa jadi AAL punya utang sama pak POLRI....

warga indonesia PUN berupaya membantu AAL udengan sumbangan '10000000000 sendal jepit untuk polisi'....